Kelompok Pengembangan Usaha Kecil Riau
Selasa, 22 Mei 2012
Minggu, 20 Mei 2012
Budidaya lele di kolam terpal
I. Keunggulan Kolam Terpal
a. Lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat di
integrasikan dengan kegiatan lain, seperti longyam, pertanian maupun
perkebunan dan juga dapat ditempatkan disekitar rumah/pekarangan.
b. Efesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele
sistim terpal kita hanya perlu mengisi air pada awal dan penambahan air
dapat juga disesuaikan dengan kondisi, misalnya air dalam kolam terpal
berkurang. Dengan demikian sebagai pembudidaya ikan lele tidak akan
menjadi penyaing dalam pengambilan air irigasi.
c. Dapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit air irigasi
d. Air media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga
akan mengirit penggunaan air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya
hamper setengah bagian dapat juga digunakan lagi untuk pemeliharaan
selanjutnya.
e. Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanent atau semi permanent.
f. Jangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun atau 4 kali siklus produksi.
g. Mudah cara merakit/membuat kolam sistim terpal.
II. Cara Pembuatan Kolam Terpal
Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan
di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam
di atasnya. Pada bagian dasar terpal diberikan sekam setebal ± 5 cm
sebagai stabilitas suhu dan juga untuk menghindari agar terpal tidak
terkeca batu atau benda lainnya sehingga terhindar dari kebocoran.
Adapun cara pembuatan kolam terpal yaitu :
a. Pasang patok (dari kayu usuk/kayu hidup) berbentuk persegi
dengan panjang 5 meter dan lebar 3 meter dengan ketinggian 100 cm (jika
sudah ditanam patok yang kelihatan ± 100 cm)
b. Di sela-sela patok tersebut diberikan lagi beberapa patok tambahan dengan jarak 25 cm dengan ketinggian yang sama
c. Setelah patok tersebut cukup kuat, lalu pagari/pasang
belahan papan (begesting) atau bilah bambu berjajar dari permukaan tanah
terus ke atas sampai ketingian 100 – 120 cm.
d. Agar patok/rangka terpal lebih kuat dapat pula diberikan tumpukan batako pada bagian luar
e. Jika rangka sudah kuat, maka terpal sudah siap dipasang pada bagian dalam petakan persegi yang telah disiapkan.
f. Alasi rangka tersebut dengan sekam setebal 3-5 cm untuk menghindari kebocoran dan pengaruh benda tajam dibawahnya
Setelah rangka selesai dibuat dan cukup kuat, maka terpal sudah
dapat dipasang pada bagian dalam rangka. Pemasangan terpal harap
hati-hati agar jangan sampai ada terpal yang bocor dan terlipat tidak
beraturan. Pertama bentangkan terpal di dalam kotak persegi, kemudian
ratakan, lipat terpal persis melekat di dinding/rangka, atur lipatan di
setiap sudut supaya kelihatan baik, ikat kuat ujung terpal pada bagian
sudut dan atas rangka. Jika masih ada terpal yang kelihatan tersisa,
dapat dilipat ke bawah. Untuk memperpanjang jangka usia ekonomis terpal
dan juga menjaga stabilitas suhu dalam kolam terpal, maka di atas kolam
perlu dibuat pelindung/naungan yang terbuat dari daun kelapa atau
plastik/ paranet. Untuk memudahkan sirkulasi keluar masuknya air dalam
bak terpal, perlu dibuat/dipasang pipa pengeluaran yang letaknya di
salah satu pojok/sudut bak.
II. Budidaya Ikan Lele dalam Kolam Terpal
Untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan
maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele.
Oleh karena itu, kolam terpal yang telah dibuat harus disesuaikan
terlebih dahulu. Bibit lele yang baru dibeli juga harus diadaptasikan
dan diberi perlakuan sebelum dimasukkan ke dalam kolam.
a. Penebaran Benih
Untuk pengkajian budidaya lele dalam terpal, kita tidak menggunakan
media Lumpur, dalam hal ini kita langsung memasukan air dari sumber
kedalam bak terpal, dengan urutan sebagai berikut :
a. Kedalaman air yang digunakan 25 cm – 50 cm (
tinggi/selisih antara permukaan air dan terpal minimal 20 cm). dengan
adanya selisih jarak tersebut diharapkan lele tidak meloncat keluar
kolam. Setelah air penuh, kemudian diberikan garam dapur 25 gr/m3 air dan air perasan kunyit.
b. Bila perlu diberi pupuk kandang awal dilakukan 2 minggu
sebelum tebar dengan dosis pupuk kandang yang diberikan yaitu dengan
dosis 500 – 700 gr/m2 atau dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, SP 36 20 gram/m2 dan ammonium nitrat 15 gram/m2.
c. Untuk tahap awal dan mempertahankan kualitas air, perlu diberikan probiotik 10 ml/m3
air dengan tujuan untuk mempercepat penguraian bahan organik dan juga
diberikan garam ikan sebanyak 2 kg/bak dengan tujuan sterilisasi dan
membunuh bibit penyakit yang ada dalam air.
d. Untuk pupuk kandang sebaiknya diberikan dengan cara
digantung menggunakan karung atau jaring yang bertujuan agar hanya
sari-sari pupuk saja yang keluar, sedangkan ampasnya tidak ikut keluar,
dimana ampas pupuk dapat juga mengotori kolam yang pada gilirannya nanti
dapat menjadi media penyebaran penyakit.
e. Kolam terpal siap untuk digunakan setelah 3 – 5 hari
proses pemupukan dan persiapan lainnya, dimana pada saat itu plankton
didalam air diharapkan sudah tumbuh. Makanan alamiah yang berupa
zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air. Makanan berupa
fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol.
Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol.
Chlorophyta).
f. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
g. Selanjutnya disiapkan bibit ukuran 7 – 8 cm dengan padat tebar 300 ekor/m2.
Pemeliharaan dalam kolam terpal, sebaiknya tidak menggunakan bibit yang
berukuran kecil agar tidak terjadi banyak kematian. Pemakaian bibit
berukuran lebih besar akan lebih baik dan waktu pemeliharaan lebih cepat
(misalnya 2,5 bulan sudah mencapai ukuran layak dikonsumsi). Bibit yang
baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam.
Bibit yang ada dalam bungkusan kantong plastik tersebut harus dituangkan
bersama airnya ke dalam ember. Kemudian setiap satu jam ditambahkan air
dari kolam ke dalam ember tersebut. Penambahan air tersebut dilakukan
hingga 3 kali. Tujuannya, agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu
air dalam kolam.
h. Setelah itu, bibit yang telah diadaptasikan tersebut
dimasukkan ke dalam kolam terpal. Pemberian pakan berupa pelet yang
telah dihaluskan dapat diberikan setelah beberapa jam kemudian setelah
ikan menyebar diseluruh bagian kolam.
b. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein berkisar
antara 26-28 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan
dosis 3-5 % dari bobot total ikan dan frekuensi pemberiannya sebanyak
tiga kali sehari (pagi, siang dan sore).
Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berumur 2
minggu yaitu pakan berupa bentuk serbuk halus. Penghalusan butiran lebih
praktis dengan menggunakan alat blender atau dengan cara digerus/
ditumbuk. Kemudian setelah itu berangsur-angsur gunakan pelet diameter
1milimeter barulah kemudian beralih ke pelet ukuran 2 milimeter (sesuai
dengan umur ikan lele). Hal ini dimaksudkan agar pelet dapat dicerna
lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir
terjadinya variasi ukuran ikan lele selama pertumbuhannya.
Kebutuhan pakan lele setiap ekor per hari adalah seberat 3 % dari
berat badannya. Berat badan lele pada usia 65 hari adalah 120 – 125 g.
Dengan demikian, dalam satu kilogram akan berisi 7 – 8 ekor lele.
Dengan tingakat Konversi pakan 0,85 : 1, maka pakan yang dibutuhkan
selama masa pemeliharaan satu periode tanam (65 hari) dan tingkat
mortalitas sebesar 10 % adalah 344,25 kg.
Sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan lele, sebaiknya
diberikan pakan substitusi seperti dedak halus, limbah dapur, rayap,
keong mas (siput murbei).
Jika di lingkungan sekitar terdapat sawah yang dipenuhi oleh keong
mas maka hama tanaman padi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan
substitusi, sedangkan pakan substitusi seperti limbah dapur dapat
diperoleh dari warung-warung nasi atau restoran. Untuk mengumpulkan
limbah tersebut, sebaiknya disediakan tempat (ember) limbah yang dapat
diambil setiap waktu. Demikian pula, jika di lingkungan sekitar terdapat
peternakan ayam. Ayam-ayam yang mati dapat digunakan untuk pakan lele.
Pakan substitusi ini mulai diberikan pada saat lele berusia satu bulan.
Bangkai ayam yang digunakan untuk pakan harus masih segar (belum berbau
busuk). Kemudian, bangkai tersebut dibakar hingga bulu-bulunya habis.
Selanjutnya, badan ayam diikat dengan tali dan dimasukkan ke dalam kolam
setelah daging ayam dingin. Ujung atas tali diikatkan pada tiang
dinding kolam atau pada bambu/kayu yang dipalangkan di bagian atas lebar
kolam. Hal ini bertujuan agar tulang-tulang ayam mudah diambil dan
tidak bertebaran di sekeliling dasar kolam.
Pakan dari keong mas diberikan dengan cara mencacahnya terlebih
dahulu. Setelah dicacah, keong mas dimasukkan ke dalam ember dan
direndam beberapa saat dengan air mendidih. Setelah itu, air di dalam
ember dibiarkan hingga menjadi dingin kemudian dimasukkan ke dalam kolam
sesuai dengan kebutuhan.
c. Pemeliharaan
Pemeliharaan lele di kolam terpal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam terpal adalah sebagai berikut.
1) Penambahan air dalam kolam Terpal
Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan
air dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya satu minggu
sekali. Panambahan air dilakukan apabila ketinggian air dalam bak terpal
berkurang/kurang dari ketinggian yang diharapkan (dalam setiap
penambahan, air perlu ditambah setinggi 10 – 15 cm sehingga kualitas air
tetap terjaga). Jika air didalam kolam berkurang perlu ditambahkan
hingga ketinggian normal kembali
2) Tanaman pelindung dalam kolam
Tanaman pelindung di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari dan juga sebagai makanan tambahan bagi lele. Selain itu, tanaman juga dapat mengisap kotoran di dalam air.
Jenis tanaman pelindung/tanaman air yang biasa digunakan yaitu kapu-kapu dan enceng
gondok. Dalam satu kolam cukup dipilih salah satu tanaman tersebut.
Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hingga sepertiga bagian dari luas permukaan air kolam. Pertumbuhan akar eceng gondok pun harus dibatasi dan harus dikurangi secara berkala. Untuk membatasi pertumbuhannya yaitu dengan memberi pembatas berupa bambu yang diapungkan dan diberi tali serta bandul batu pada kedua ujungnya. Cara ini dilakukan selain tanaman tampak rapi juga
agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kolam. Cahaya matahari
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan lele. Tanaman air di dalam kolam
berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari dan makanan
tambahan
d. Panen
Lele dipanen pada umur 65 hari, waktu panen diusahakan pada pagi
atau sore hari yaitu pada waktu cuaca tidak panas dan suhu stabil (tidak
begitu tinggi). Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 100
gram/ekor.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak
terlalu kepanasan. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap
dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
Setelah dipanen, biarlah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa
selama 1- 2 jam (untuk pengangkutan jarak dekat) dan diberok selama
semalam (untuk pengangkutan jarak jauh) dengan tujuan agar feses atau
kotoran ikan keluar sehingga dapat lele tidak stress dan dapat mutu dan
kualitas dapat dipertahankan.
e. Pengangkutan dan Pemasaran
Setelah dipanen, sebaiknya lele langsung dipasarkan dalam keadaan
hidup (segar). Adapun cara pengangkutan yang dapat digunakan adalah
dengan system terbuka dan tertutup. Kalo menggunakan sistem terbuka
sebaiknya menggunakan alat berupa tong/drum/bak. Untuk menguragi
kematian selama perjalanan akibat perubahan suhu yang signifikan maka
pada wadah tong/bak ditambahkan bongkahan es yang dibungkus plastik.
Cara pengangkutan ini dapat dilakukan apabila jarak angkut cukup dekat
atau waktu pengangkutan tidak lebih dari 4 jam.
Kalau menggunakan sistim tertutup, maka harus disediakan oksigen
dalam jumlah yang cukup. Caranya siapkan kantong plastik, berikan air ¼
bagian dari kantong, isikan lele sebanyak 2-3 kg/kantong, berikan
oksigen 2/3 bagian dari kantong. Pengangkutan sistim ini dilakukan
apabila jarak angkut lebih dari 5 jam.
Sumber : ---> [J]
Sumber : ---> [J]
Cara Membuat Kolam Terpal
Fleksibel
dan efisien adalah salah satu alasan banyaknya pembudidaya ikan air
tawar menggunakan kolam terpal sebagai wadah budidayanya. Mengapa
dikatakan fleksibel? Kolam terpal bereda dengan kolam permanen atau
kolam yang menggunakan tembok, karena kolam terpal dapat dibangun
dimana saja, serta yang membuat kolam terpal sangat fleksibel karena
kolam terpal dapat dengan mudah dibongkar-pasang. Dikatakan efisien
karena untuk membuat suatu kolam terpal tidak membutuhkan banyak biaya,
hanya cukup membeli terpal, bambu atau kayu sebagai penyangganya, dan
perlengkapan lainnya. Berbeda dengan pembuatan kolam permanen yang
boleh dikatakan membutuhkan biaya lebih, apalagi saat ini harga semen
sebagai bahan baku utama terus melonjak tajam.
Salah satu model kolam terpal budidaya ikan lele
Salah satu model kolam terpal budidaya ikan lele
Meski hanya berbahan terpal (palstik) tapi kekuatan kolam terpal sudah teruji, dan tak berlebihan jika dikatakan awet, karena kolam terpal sendiri mampu bertahan 1 – 2 tahun, tergantung kualitas bahan dan perawatan kolam sendiri. Hal yang merusak kolam biasanya karena terpapar matahari, sehingga terpal menjadi rapu, jika kolam tergenang air maka bisa bertahan lama. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah gangguan serangga seperti semut merah dan lain sebagainya yang biasanya menggerogoti terpal pada bagian dasar kolam.
Kolam terpal ada berbagai jenis, diantaranya:
1. Kolam terpal di atas tanah
Kolam terpal diatas tanah dibuat atau didirikan di atas tanah, dengan menggunakan kayu atau bambu sebagai pondasi, yang kemudian diselimuti kolam terpal.
Kolam terpal di atas tanah
2. Kolam terpal di bawah tanah
Untuk kolam terpal di bawah tanah pada prinsipnya kolam biasa (konvensional) yang sudah jadi baik itu masih sebatas kolam tanah yang digali atau kolam tembok, kemudian dilapisi plastik terpal.
Kolam terpal di bawah tanah (Sumber gambar: carakawula.wordpress.com)
Demikian sedikit informasi tentang kolam terpal, semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda. Untuk teknik pembuatan kolam terpal saya yakin anda pasti bisa!
Selamat mencoba and Good Luck!
Read more: ..........
Cara Pemberian Pakan lele
Berikut ini saya jelaskan bagaimana tehnik pemberian pakan bagi lele :
- Untuk Pakan apung, cara pemberian pakannya harus dengan cara di bibis terlebih dahulu. apa yg dimaksud dengan bibis ? bibis adalah pakan yg sudah disiapkan di basahi / di ciprat2 kan dengan air matang, lalu di aduk selama 5 menit, dan didiamkan selama 15 menit, setelah itu cek apakah butiran pakan sudah empuk atau belum (sudah empuk bukan berarti hancur). apabila sudah empuk silakan langsung ditebarkan ke kolam secukupnya
- Berapa takaran untuk pemberian pakan ? takarannya adalah secukupnya. yaitu apabila pakan yg telah diberikan masih ada 2-3 butir yg sudah tidak dimakan di permukaan kolam, hentikan pemberian pakan
- Pemberian pakan apung harus dilakukan secara menyebar (beberapa titik)
- Pemberian pakan tenggelam tidak perlu di bibis
- Pemberian pakan tenggelam hanya diberikan di satu titik.
Bisnis Ikan Lele
Ikan Lele yang siap panen |
Ikan lele memiliki potensi bisnis yang relatif besar karena
peminatnya sangat tinggi, oleh karena itu ide bisnis kali ini adalah
membahas prospek bisnis ikan lele. Saya sendiri menyarankan Anda uintuk
berbisnis ikan lele bila Anda memiliki hobi dalam dunia perikanan.
Kenapa harus hobi? karena tantangannya juga cukup lumayan bila Anda buta
sama sekali tentang budidaya ikan. Namun, bila memang Anda sudah
menemukan formula yang tepat untuk bisnis lele ini, saya kira tidak
sedikit keuntungan yang dapat Anda raup.
Intinya budidaya ikan lele dibagi beberapa tahap yaitu pembenihan,
pendederan dan pembesaran. Dalam 3 tahapan tadi terdapat pola yang
berbeda karena tentunya ikan yang dihasilkan pun berbeda ukuran dan
tentunya beberapa pertimbangan2 lain yang akan dibahas dalam artikel
ini.
Jika memang Anda sudah berniat terjun dalam budidaya ikan lele maka
Anda harus menyesuaikan dulu modal Anda dengan kategori usaha lele yang
Anda akan lakukan. Bila modal Anda sedikit, Anda bisa memulai usaha
pembenihan ikan lele dimana Anda nanti akan menghasilkan larva ikan
lele. Di segmen pembenihan sebetulnya tingkat kesulitan lumayan tinggi
yaitu Anda harus berhasil menetaskan telur ikan sampe ikan cukup kuat
untuk berenang dan makan pakan buatan, tetapi jika Anda bisa
menguasainya benih lepas masa larva pun banyak yang meminatinya. Usaha
pembenihan bisa dilakukan dalam lahan relatif sempit juga karena larva
bisa ditempatkan dalam akuarium bertingkat hemat ruang.
Jika modal Anda relatif sedang menuju ke besar Anda bisa menggeluti
tahapan pendederan dan atau pembesaran. Sebetulnya pendederan itu adalah
pemeliharaan benih ikan dari ukuran larva 2 minggu hingga berukuran
siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm itupun dihargai dengan
harga berbeda. Kalo merujuk istilah pembesaran berarti ikan dipelihara
hingga ukuran konsumsi yaitu satu kilo 5-6 biasanya. Kenapa tahapan ini
membutuhkan modal yang relatif lebih tinggi dibanding pembenihan, karena
mungkin Anda harus menyewa/membuat perkolaman untuk pendederan.
Walaupun kesulitan lebih rendah, tetap dibutuhkan ketelatenan pada
pendederan mengingat lele juga bersifat kanibal karena ikan lele adalah
karnivor dan seringkali memakan temannya sendiri bila berbeda ukuran.
Salah satunya adalah melakukan sortir atau grading dan juga telaten
dalam memberikan pakan.
Sebetulnya terlalu banyak yang bisa dibahas dalam budidaya lele,
namun karena ini artikel singkat maka saya menuju ke poin penting yaitu
kendala-kendala dalam usaha. Salah satu kendala usaha adalah kontinuitas
dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen. Jika saja ada yang memesan
ikan pada Anda dalam jumlah yang besar, mungkin dalam sekali panen
mencukupi tapi di panen mendatang bagaimana? memang salah satu siasatnya
sih membuat kelompok budidaya lele kalau memang Anda tidak memiliki
lahan usaha yang kapasitas besar. Jika memang serius membentuk kelompok
budidaya, anda harus mengatur agar anggota kelompok anda dapat panen
dalam waktu berkala alias giliran panennya sehingga kontinuitas untuk
konsumen terjamin dan harga di pasaran pun tidak naik turun karena
overproduction.
Kendala lain yang tidak kalah pentingnya adalah masalah pakan karena
kita tahu bahwa harga pakan ikan relatif mahal antara Rp.4.000,- hingga
Rp. 5.000,- dan ini bukan hal yang bagus untuk pembudidaya lele. Untuk
menyiasatinya biasanya dicari sumber alternatif pakan murah dan
pembuatan ramuan pakan dengan bahan2 lokal.
Langganan:
Postingan (Atom)